Ada Sinergi Kuat, KEK Tanjung Kelayang Bakal Terealisasi Paling Cepat

JAKARTA—Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Kelayang di Bangka Belitung akan segera dimulai. Rencananya, peletakan batu pertama atau groundbreaking kawasan wisata di Kabupaten Belitung itu akan dilakukan langung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 2 September 2016.

Dengan mulainya proses pembangunan itu maka Tanjung Kelayang akan tercatat sebagai KEK pariwisata di Indonesia yang paling cepat terealisasi. Tanjung Kelayang ditetapkan sebagai KEK Pariwisata oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016, pada 15 Maret 2016 lalu. Praktis, realisasi pembangunan dimulai hanya dalam waktu lima setengah bulan sejak penetapan tersebut.

Sedangkan pembangunan KEK lainnya baru dimulai tiga tahun setelah ditetapkan sevagai zona khusus wisata. Misalnya, KEK Sei Mangkei di Simalungun, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku Utara dan Tanjung Api-api Sumatera Selatan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin (29/8), mengatakan, pembangunan KEK Tanjung Kelayang sangat cepat terealisasi berkat kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung.  “Ini adalah wujud konkret sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah” katanya.

Baca Juga :  REI Siap Jadi Agen Marketing KEK Mandalika

Arief menambahkan, pembangunan KEK Tanjung Kelayang juga segera terealisasi berkat komitmen Konsorsium Belitung Maritime Silk Road (BMSR) sebagai pengembang dan pengelola. Konsorsium yang dimotori Dharmawangsa Group itu dinilai bukan hanya memiliki nama besar sebagai investor, tetapi juga punya komitmen serta reputasi yang tinggi dan teruji.

“Akselerasi pembangunan di sebuah kawasan akan berjalan cepat jika investornya punya nama, komitmen dan reputasi besar,” ujar Arief.

Selain sebagai KEK Pariwisata, Tanjung Kelayang juga merupakan satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Nasional. Kawasan yang memiliki pantai eksotis nan memesona itu  sering disebut-sebut wisatawan sebagai Maldive-nya Indonesia. Tanjung Kelayang bahkan diperkirakan akan menjadi Bali kedua.

Pembangunan KEK Tanjung Kelayang di atas lahan seluas 432 Ha beserta infrastruktur pendukungnya, seperti perpanjangan landasan pacu  bandara, pembangunan instalasi air bersih, peningkatan kapasitas listrik dan perluasan jalan diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 20 triliun. KEK Tanjung Kelayang  mengusung konsep  pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Penyelesaian Lahan Bermasalah Belum Tuntas

Setelah peletakan batu pertama pada 2 September 2016 nanti, Konsorsium Belitung Maritime Silk Road akan langsung  melakukan pembangunan resort dan hotel berstandar internasonal. Pada tahap selanjutnya akan dibangun lebih dari 10 jenis fasilitas pariwisata, seperti Marina and Marine Centre, Residential Villas, Equestrian Resort Villas, Polo and Equestrian Club serta Natural Farm Homestay yang seluruhnya bertaraf internasional.

Pasca-pembangunan, kawasan ini diproyeksikan mampu mendatangkan 500 ribu wisatawan mancanegara ke Belitung atau meningkat 50 kali lipat dibanding kunjungan turis asing pada tahun 2014.  Kawasan ini diharakan menjadi salah satu penopang target pemerintah pusat mendatangkan 20 juta Wisman ke Indonesia pada tahun 2019.(jpnn)

Komentar Anda