SELONG – Aktivitas vulkanik Gunung Rinjani mulai mengalami peningkatan. Bahkan Gunung Rinjani saat ini berstatus waspada (level 2). Terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Rinjani tentunya harus diwaspadai.
Aktivitas kegempaan Gunung Rinjani frekuensinya terbilang masih rendah. Aktivitas vulkanik masih belum dalam keadaan sepenuhnya stabil. Dengan status tersebut maka gunung tersebut memiliki potensi untuk terjadi letusan secara tiba-tiba meskipun tidak dapat dipastikan kejadiannya.
“ Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada di area tubuh Gunung Barujari yang berada di dalam kaldera Gunung Rinjani,” terang Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dedi Asriady, kemarin.
Ia mengimbau para pendaki untuk tidak beraktivitas atau berkemah di dalam area tubuh Gunung Barujari.”Termasuk di area lava baru dan seluruh area di dalam radius 1,5 km dari kawah Gunung Barujari,” pesannya.
Ia menambahkan, pendakian diperbolehkan kecuali di seluruh bagian tubuh Gunung Barujari . Hal tersebut disebabkan karena material lava letusan masih bertemperatur tinggi dan tidak stabil sehingga rawan untuk terjadi longsoran batu.”Meskipun tidak dapat dipastikan, namun potensi letusan Gunung Rinjani masih ada. Oleh karena itu pendaki, pengunjung, dan wisatawan yang beraktivitas di luar radius 1,5 km dari Gunung Barujari maupun masyarakat di sekitar Gunung Rinjani,” terang Asriady.
Untuk itu dia meminta pengunjung maupun masyarakat supaya selalu menyiapkan masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Termasuk dan iritasi mata jika terjadi letusan abu.” Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharap untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Rinjani yang tidak jelas sumbernya,” tutupnya.(lie)