Ada 91 Kasus Baru HIV/AIDS di NTB

dr Zainul Arifin (FASAL HARIS/RADAR LOMBOK0

MATARAM — Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB mencatat ada pertambahan sebanyak 91 kasus Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Provinsi NTB, hingga bulan September 2022.

“Kalau tahun 2021 lalu jumlah kasus HIV/AIDS ada sebanyak 243 kasus. Kemudian tahun 2022, ada baru terlapor sebanyak 91 kasus,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB, dr Zainul Arifin, kepada Radar Lombok, Sabtu (24/9).

Dari jumlah kasus tersebut, untuk kasus HIV berasal dari Kota Mataram sebanyak 5 kasus, Lombok Barat 3 kasus, Lombok Tengah 3 kasus, Lombok Timur 12 kasus, Sumbawa Barat 4 kasus, Dompu 6 kasus, Bima 2 kasus, dan Kota Bima sebanyak 2 kasus.

Sedangkan kasus AIDS berasal dari Kota Mataram sebanyak 8 kasus, Lombok Barat 4 kasus, Lombok Tengah 7 kasus, Lombok Timur 7 kasus, Sumbawa 5 kasus, Dompu 4 kasus, Bima 2 kasus, Kota Bima 4 kasus dan 5 kasus dari luar wilayah NTB. “Tidak ada yang meninggal dunia,” sebutnya.

Zainul juga mengatakan bahwa kasus pertama ditemukan kasus HIV/AIDS di NTB sejak 1992, dengan jumlah kasus hingga sekarang sebanyak 2.640 kasus. “Jadi total kasus sejak tahun 1992 ada sebanyak 2. 640 kasus, dengan angka kematian sebanyak 26 orang. Untuk asal pasien yang meninggal, kami tidak bisa bagikan informasinya,” ucapnya.

Ia menyebutkan bahwa dari jumlah kasus yang ditemukan di NTB, yang terinfeksi atau terjangkit HIV/AIDS hingga saat ini masih didominasi oleh usia produktif antara usia 25 sampai 40 tahun. “Usia produktif yang paling tinggi kasus positif HIV/AIDS, antara usia 25 sampai 40 tahun,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pemberian Penghargaan Pariwisata Diklaim sudah Objektif

Selain usia produtif yang terjangkit HIV/AIDS, sambungnya, juga terdapat usia diatas 40 tuhun tapi jumlahnya tidak terlalu banyak jika dibandingkan usia produktif. Bagitu juga kasus dibawah usia 20 tahun jumlahnya lebih sedikit. “Tapi kalau kita hitung semua usia ada yang terinfeksi positif HIV/AIDS di NTB. Tapi yang paling dominan usia produktif, kalau bayi tertular dari ibu-nya,” tambahnya.

Menurutnya, pergaulan bebas menjadi salah satu faktor yang menyebabkan usia produktif terjangkit HIV/AIDS. Tidak hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia, tapi juga terjadi di kota-kota kecil seperti diwilayah NTB juga marak terjadi prilaku seksual yang tidak aman. Serta akibat menggunakan narkoba suntik.

“Jadi dari kasus yang ditemukan salah satu penyebabnya adalah prilaku seksual yang tidak aman (gonta ganti pasangan). Kedua penggunaan Narkoba suntik, dan akibat pergaluan bebas. Apalagi kalau kita melihat hasil-hasil survei di kota besar, pergaulan bebas yang mempengaruhi. Begitu juga di kota kecil, pergaulan bebas sudah tidak bisa dihindarkan lagi,” ucapnya.

Karena itu, lanjut Zainul, upaya yang terus dilakukan Dikes Provinsi NTB dalam mengantisipasi, terutama bagi kalangan anak muda agar tidak terjangkit HIV/AIDS, yakni dengan terus melakukan edukasi. “Kita tetap melakukan promotif preventif yang terus kita lakukan. Terutama kepada anak-anak muda yang masih duduk dibangku sekolah, kita edukasi hidup sehat, prilaku seks yang sehat, dan tidak gonta ganti pasangan,” katanya.

Baca Juga :  Tangani Jalan Rusak, Pemprov NTB Usulkan Rp 1,5 Triliun ke Pusat

Selain itu juga aktif memberikan informasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat, serta pemberian layanan pengobatan HIV/AIDS di semua RSUD di NTB. “Ini yang terus kita lakukan, agar masyarakat dapat terlayani disemua fasilitas kesehatan,” sambungnya.

Namun bagi yang sudah berisiko terinfeksi HIV/AIDS, sambung Zainul, pihaknya menganjurkan untuk memeriksa satu tahun sekali. Hal ini dilakukan agar pihaknya dapat memberikan pengobatan sebelum ada gejala. Walaupun tidak bisa sembuh, setidaknya bisa bertahan sampai umur 70 sampai 80 tahun.

“Ini yang kita terus gencarkan. Bagi yang merasa berisiko atau terinfeksi segera memeriksakan diri untuk bisa kita obati. Karena HIV/AIDS sudah ada obatnya, Cuma tidak bisa merubah dari positif menjadi negatif. Tapi orangnya bisa sehat sampai usia lanjut. Bahkan sampai usia 70-80 tahun bisa bertahan,” terangnya.

Menurutnya, kasus HIV/AIDS berbeda dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), yang jika terjadi kenaikan kasus patut untuk dikhawatirkan. Tapi kalau HIV/AIDS mengalami kenaikan kasus, dikarenakan kasusnya dicari untuk segera ditangani.

“Karena memang kita cari, supaya cepat kita obati bagi yang terinfeksi HIV/AIDS yang merupakan penyakit kronis. Sama halnya penyakit TBC, justru kalau kasus bertambah memang itu target kita untuk menemukan kasus sebanyak-banyaknya agar segara diobati,” pungkasnya. (sal)

Komentar Anda