751.230 Warga NTB Belum Merdeka dari Kemiskinan

Pj Gubernur NTB Hassanudin


MATARAM–Kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun jatuh pada 17 Agustus 2024.

Mengusung tema Nusantara Baru, Indonesia Maju, Provinsi Nusa Tenggara Barat disebut memiliki potensi besar dalam mendukung keberhasilan  visi Indonesia Emas 2045. 

Hal itu didukung dengan sumber daya alam yang luar biasa dan ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga NTB dinilai berpeluang besar menjadi  salah  satu motor penggerak utama ekonomi nasional.

Namun nyatanya selama 79 tahun merdeka, warga NTB belum merdeka dari kemiskinan. Pasalnya dalam kurun waktu lima tahun penurunan angka kemiskinan di NTB hanya 0,71 persen. Bahkan penurunannya tidak sampai 1 persen.

Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin mengatakan angka kemiskinan di NTB tahun 2019 sebesar 14,56 persen turun menjadi 13,85 persen pada tahun 2023. Di mana jumlah penduduk miskin di NTB pada tahun 2023 tersisa 751.230 jiwa. Sedangkan kemiskinan ekstrem tembus 143.040 jiwa.


“Kemiskinan ekstrem menunjukkan  penurunan dari 3,29 persen pada tahun 2022, menjadi 2,64 persen pada tahun 2023, yaitu sebanyak 143.040 liwa,” ungkapnya dalam apel perayaan HUT RI ke-79.

Pj Gubernur menyatakan untuk mengentaskan kemiskinan pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 213,4 milliar. Yang mana alokasi untuk kemiskinan ekstrem lebih dari Rp 62,92 milliar.

“Alokasi untuk pengentasan kemiskinan  dan kemiskinan  ekstrem tahun 2024 di NTB bersumber dari  APBD dan APBN,” sebutnya

Tidak hanya itu, persoalan stunting di NTB juga masih jadi pekerjaan rumah. Masalah stunting pada anak belum benar-benar tuntas. Pada triwulan III ini jumlah balita stunting di Bumi Gora masih 12,93 persen atau sekitar 52,618 jiwa.

Selanjutnya masalah pengangguran turut menjadi atensi. Tingkat pengangguran  terbuka  (TPT) pada Februari 2024  sebesar 3,30 persen. Meskipun  turun 0,42 persen  poin dibandingkan  dengan Februari  2023. Namun jumlah angkatan kerja di NTB  pada Februari 2024 mencapai  3,03 juta orang. Jumlah ini meningkat sebanyak  163,34 ribu orang dibandingkan Februari 2023.


Sementara itu jumlah  penduduk yang bekerja sebanyak  2,93  juta orang, meningkat sebanyak 169,99  ribu orang dari Februari 2023.


“Sejalan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga naik sebesar 2,80 persen poin,” katanya. (rat)

Komentar Anda