750 Jamaah Umrah Segera Diberangkatkan

H. Ali Fikri AZWAR (ZAMHURI/RADAR LOMBOK )

MATARAM – Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi NTB memastikan jamaah umrah asal NTB yang sempat tertunda keberangkatannya akibat pandemi Covid-19 akan segera diberangkatkan. Kepastian tersebut dikeluarkan setelah pemerintah Arab Saudi mulai membuka pelaksanaan ibadah umrah.

Untuk calon jamaah umrah asal NTB, baru bisa diberangkatkan awal bulan November mendatang. “Yang akan berangkat umrah nantinya di awal November itu yang tertunda berangkat umrahnya pada beberapa bulan yang lalu,” ungkap Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag NTB, H Ali Fikri kepada Radar Lombok, Minggu (11/10).

Menurut Fikri, terdapat ribuan orang yang telah mendaftarkan diri untuk melaksanakan ibadah umrah di NTB. Namun, jamaah yang sempat tertunda keberangkatannya menjadi prioritas utama untuk segera diberangkatkan. “Jumlah jamaah umrah khusus NTB yang tertunda berangkat sekitar 750 orang,” terangnya. 

Kebijakan tersebut berdasarkan arahan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji Umrah Kemenag. Pasalnya, jamaah yang tertunda keberangkatannya akibat Covid-19 sempat memiliki pengalaman yang tidak mengenakan. Fikri masih mengingat ketika kebijakan larangan ibadah umrah tiba-tiba dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi. “Jamaah sudah naik pesawat di Bandara Lombok, bahkan ada yang telah sampai di Jakarta. Tapi akhirnya dikembalikan lagi ke daerah masing-masing karena otoritas Arab Saudi membatalkan atau tidak memperbolehkan jamaah umrah masuk dikarenakan pandemi Covid-19,” kenangnya. 

Meskipun keberangkatan saat itu dibatalkan tiba-tiba, tidak membuat para jamaah menuntut banyak hal. Semuanya bisa menerima dengan lapang dada. “Alhamdulilah hingga saat ini  tidak ada gejolak ataupun masalah berarti dari para jamaah yang tertunda,” ucapnya.

Terkait dengan pembayaran biaya umrah maupun jamaah haji reguler yang tertunda, menurutnya harus mengikuti kurs dolar. Artinya, biaya tidak sama dengan sebelumnya, tergantung nilai kurs. Untuk menindaklanjuti berbagai kebijakan baru tentang pelaksanaan umrah, Kemenag NTB telah bersurat ke kabupaten/kota. “Kita sudah menginformasikan ke Kemenag kabupaten/kota. Dan Kemenag kabupaten/kota akan memberikan rekomendasi kepada jamaah umrah untuk pengurusan visa sesuai dengan surat edaran Dirjen PHU,” ujarnya. 

Lebih lanjut disampaikan, para calon jamaah umrah NTB patut bersyukur akhirnya bisa menunaikan ibadah. Mengingat, beberapa negara masih dilarang untuk menjalankan ibadah umrah. Indonesia sendiri termasuk salah satu negara yang diperbolehkan masuk Arab Saudi. Berbeda halnya dengan India, Brasil dan Argentina. Ketiga negara tersebut tidak diperkenankan masuk wilayah Arab Saudi karena dinilai belum maksimal dalam penanganan Covid-19 di negaranya. “Saat ini Kemenag RI sedang menyusun aturan terkait protokol kesehatan yang harus ditaati para jamaah umrah asal Indonesia. Aturan tersebut dirancang guna memberikan pelayanan dan perlindungan dari Covid-19. Karena calon jamaah umrah juga harus dipastikan bebas Covid-19,” papar Fikri. 

Adanya kejelasan ibadah umrah dibuka kembali disambut positif masyarakat. Sebagian orang sudah mulai mendaftarkan diri untuk bisa berangkat. “Kalau masyarakat yang mendaftar, satu travel bisa 10-20 orang. Animo masyarakat untuk mendaftar sementara sudah cukup bagus,” ujar Ketua Pengurus Persatuan Travel Umrah dan Haji (Patuh) NTB, TGH Turmuzi. 

Menurutnya, jumlah calon jamaah umrah yang tertunda berangkat tahun ini sekitar 2 ribu orang. “Yang travel saya saja 300 lebih di bulan Febuari ditambah Ramadan. Antrean jamaah grup sudah 800 orang di travel saya saja, belum di anggota-anggota lainnya,” terang Turmuzi. 

Jamaah umrah yang tertunda berangkat dari Febuari sampai dengan bulan Ramadan cukup banyak. Namun pihaknya mengimbau kepada semua travel untuk tidak mengambil jadwal keberangkatan di awal. Hal penting yang harus dipastikan terlebih dahulu, yaitu terkait regulasi. Dirinya tidak ingin ada jamaah akan jadi korban, terutama dari bahaya Covid-19. “Kita khawatir kalau terjadi kasus jamaah kita sudah swab dan rapid hasilnya negatif, terus dia berangkat.  Ketika sampai di Jeddah tiba-tiba dia lelah di jalan, itu malah dianggap corona oleh pihak Jeddah,” imbaunya. (zwr) 

Komentar Anda