60 Penyandang Disabilitas Dilatih Jadi Wirausaha

60 Penyandang Disabilitas Dilatih Jadi Wirausaha
WIRAUSAHA : Sejumlah penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan wirausaha dari Dinas Koperasi UKM NTB, kemarin.( DEVI HANDAYANI /RADAR LOMBOK )

MATARAM – Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi NTB melatih 60 orang penyandang disabilitas untuk menjadi wirausaha baru, Senin kemarin (7/10). Pasalnya, penyandang disabilitas memiliki potensi besar mengembangkan diri menjadi entrepreneur handal.

“Kita berikan pelatihan bagi penyandang disabilitas, agar mereka memiliki usaha sendiri,” kata Kepala Dinas Koperas UKM Provinsi NTB H Lalu Saswadi, Senin kemarin (7/10).

Menurut Lalu Saswadi, pemerintah berupaya hadir dan mendorong tumbuhnya wirausaha baru, termasuk di kalangan penyandang disabilitas yang juga memiliki potensi untuk membuka atau memiliki usaha sendiri, sesuai dengan keahlian mereka.

Selama ini program bagi masyarakat, terutama orang dengan berkebutuhan khusus, belum sepenuhnya tersentuh oleh pemerintah untuk berwirausaha. Padahal kelompok masyarakat penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk menumbuhkan minat dalam pengembangan usaha mikro, dan kecil.

Ada cukup banyak penyandang disabilitas yang memiliki potensi untuk menjadi wirausaha. Potensi yang mereka miliki adalah di bidang menjahit, kuliner dan jasa pijat termasuk tat arias dan kecantikan. Diskop UKM NTB hadir memberikan pelatihan pengolahan limbah sampah plastic kepada penyandang disabilitas.

“Pelatihan semacam ini tentu perlu dalam upaya membantu kemandirian mereka, dan berharap dapat terus dilanjutkan,” ujarnya. 

Sebanyak 60 pelaku usaha kecil menengah (UKM) penyadang disabilitas ikut dalam pelatihan tersebut. Tak hanya itu saja, dimana bagi mereka yang sudah memiliki unit usaha, dengan pelatihan ini diharapkan akan naik kelas dari usaha mikro ke kecil.  Selain itu bagaimana mereka bisa meraih permodalan dan mengelola usahannya dengan manajemen yang semakin baik. Termasuk bagaimana pemesaran produk mereka juga dengan memanfaatkan digital.

Menurutnya, untuk mendorong usaha para penyandang disabilitas tersebut tidak hanya pada memberikan pelatihan saja, tetapi ikut membeli produk yang dibuat mereka. Sehingga, perhatian pemerintah tidak sebatas pelatihan, pemasaran dan pengeolah usaha saja, tetapi juga ikut mendukung usaha yang dijalankan.

“Jangan kita hanya meminta mereka untuk membuat saja, harus juga kita beli produknya,” jelasnya.

Terpisah, Ketua Kelompok Penyandang Disabilitas NTB Sri Sukarni mengatakan dirinya bersama dengan penyandang disabilitas merasa antusias. Karena, ini merupakan pelatihan yang diberikan pertama kalinya oleh pemerintah. Selain itu, pelatihan tersebut diikuti dari berbagai kabupaten/kota di NTB.

“Kami disini yang ikut ada 60 orang, ada dari Sumbawa, Sumbawa Barat, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram,” katanya.

Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, pemerintah tidak hanya sebatas memberikan pelatiha saja, tetapi, memberi peluang pasar serta fasilitasi bantuan permodalan. Pasalnya, selama ini mereka yang sudah memiliki usaha, terkendala pemasaran.

“Semoga dengan adanya pelatihan ini, setelah kembali nanti bisa lebih paham betul berusaha dengan baik,” ujarnya. (dev)

Komentar Anda