MATARAM – Pemerintah kembali menggelontorkan bantuan sosial berupa bantuan pangan (Bapang) beras 10 kg kepada masyarakat miskin yang ada di seluruh Indonesia, termasuk Provinsi NTB. Bantuan Pangan (Bapang) berupa beras sebesar 10 kg untuk masing-masing kepala keluarga (KK) itu disalurkan selama enam bulan, yakni Januari – Juni 2024.
Perum Bulog selaku penyalur program Bapang di NTB, akan menyalurkan bantuan pangan (Bapang) kepada 502.476 Kepala Keluarga (KK) di 10 kabupaten/kota se NTB. Penyaluran beras bantuan masing-masing 10 kg ini akan dilakukan selama enam bulan, yakni Januari – Juni 2024.
“Program Bapang berupa beras 10 kg masing – masing bulogkepala keluarga ini merupakan program pemerintah pusat, yang menugaskan Bulog dan JPL untuk menyalurkan kepada masyarakat yang terdaftar di data Kemenko Perekonomian,” kata Wakil Pimpinan Wilayah Bulog NTB Ismed Erlando, Selasa (9/1).
Program Bapang 2024 ini rencananya secara resmi akan diluncurkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Lombok Tengah, pada 14 Januari 2024. Program penyaluran Bapang pada 2024 ini datanya bersumber dari Kemenko Perekonomian. Berbeda dengan data penyaluran bantuan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada 2023 lalu, data yang digunakan bersumber dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Lebih lanjut Ismed mengatakan, penyaluran program Bapang ini bertujuan untuk membantu masyarakat dari keluarga kurang mampu, menjaga stabilitas pangan masyarakat, serta untuk pengendalian inflasi.
Ismed mengatakan, bahwa Bulog dan JPL ditunjuk sebagai penyedia beras untuk mendistribusikan Bapang ini kepada penerima. Data penerima Bapang tahun ini menggunakan data dari Kemenko Perekonomian, mengacu pada data kemiskinan ekstrem.
Di mana pada tahun 2023 lalu, jumlah penerima bantuan pangan di NTB sebanyak 624.780 KK yang datanya menggunakan Kemensos RI. Sementara di tahun 2024 ini jumlah penerima Bapang di NTB sebanyak 502.476 KK dengan menggunakan data Kemenko Perekonomian. Terdapat pengurangan jumlah penerima Bapang di NTB di 2024 ini mencapai 122.304 KK.
“Mungkin pengurangan jumlah penerima ini karena melihat masyarakat NTB sudah naik kelas menjadi kategori mampu,” kata Ismed.
Dalam penyaluran Bapang, Bulog akan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah kelurahan, untuk memastikan penyaluran tepat sasaran. Volume beras bantuan yang disalurkan tidak akan dikurangi, tetap sebanyak 10 kg setiap bulan.
Secara nasional, bantuan pangan ini ditujukan kepada sekitar 22 juta keluarga penerima dengan tujuan menjaga ketersediaan pangan, menekan kemiskinan ekstrem, dan menjaga stabilitas inflasi. Untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan ini, Bulog saat ini sedang melakukan pengemasan di gudang-gudangnya.
Ia menambahkan, beras yang akan didistribusikan adalah beras medium yang didatangkan dari luar, khususnya dari Jawa Timur, yang diimpor oleh pemerintah dari Thailand dan Vietnam. Proses pengiriman beras sudah dimulai, dan persiapan penyaluran terus dimatangkan. Dari rencana tahap awal mendatangkan sebanyak 11.000 ton beras dari luar, sudah hampir 7 ribu ton masuk.
“Saat ini persiapan penyaluran terus dimatangkan,” pungkasnya. (luk)