313 Jamaah Haji Belum Lunasi BPIH

MATARAM – Jumlah jamaah haji di NTB yang akan berangkat tahun 2016 sebanyak 3.572 orang jamaah reguler.   Namun, sampai saat ini ratusan jamaah tersebut belum melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Hai (BPIH) yang menjadi kewajibannya.

 Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Wilayah Kemenag NTB, Ma'ad Umar mengatakan, dari 3.572 jamaah haji sebanyak 313 orang belum lunas BPIH. "Pembayaran tahap pertama kan sudah ditutup sampai 10 Juni kemarin, masih lumayan banyak yang belum lunas," terangnya kepada Radar Lombok, Senin kemarin (13/6).

 Dijabarkan, untuk di Kota Mataram terdapat 536 jamaah dan yang telah melunasi BPIH sebanyak 517 orang dan 45 orang belum. Kemudian Lombok Tengah, sebanyak 77 orang belum lunas dari 728 jamaah. Selanjutnya jamaah terbanyak berasal dari Lombok Timur 824 jamaah dan yang belum lunas juga paling banyak tinggal 89 orang. "Kalau jamaah dari Lombok Utara itu gabung ke Lobar pembayarannya," ujar Ma'ad.

 Jumlah jamaah haji secara di Lombok Barat sebanyak 389 orang dan Lombok Utara 56 orang jamaah reguler. Sedangkan yang belum lunas tinggal 16 orang saja hanya jamaah dari Lombok Barat.

 Berikutnya di Kabupaten Bima, dari 361 jamaah yang belum lunas hanya 29 orang. Lalu Kota Bima yang belum lunas 10 orang belum lunas dari 162 jumlah jamaah haji. "Mereka semua bayar pakai rupiah tahun ini, totalnya Rp 37.728.961," terang Ma'ad.

Baca Juga :  Pengerukan Kolam Labuh Labuhan Haji Gagal

 Untuk Kabupaten Sumbawa 15 orang belum lunas dari 326 jamaah haji. Sedangkan Sumbawa Barat tinggal 1 orang saja yang belum dari 85 jumlah jamaah haji. Kemudian di Dompu jumlah jamaah haji 105 orang dan 4 jamaah haji belum lunas. "Untuk di Dompu dan Sumbawa Barat, tidak ada jamaah cadangan," tambahnya.

Disampaikan, Kemenag NTB telah memutuskan untuk memberangkatkan jamaah haji NTB pada gelombang II saja. Pihaknya hanya mengambil gelombang  kedua saja, tidak ada yang berangkat pada gelombang pertama. “Jadi nanti tanggal 22 Agustus jamaah sudah masuk asrama dan berangkat tanggal 23 Agustus,” ucapnya.

Untuk gelombang pertama akan mulai diberangkatkan tanggal 9 Agustus, namun tidak ada satupun jamaah NTB yang akan diikutkan. Alasan jamaah haji diberangkatkan hanya pada gelombang II karena ada acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

Provinsi NTB yang menjadi tuan rumah MTQ 2016 tentunya akan banyak kesibukan, sehingga dikhawatirkan akan tidak maksimal mempersiapkan pemberangkatan jamaah haji apabila diberangkatkan pada gelombang pertama yang dimulai 8 Agustus. “Kita harapkan tentunya yang belum lunas BPIH agar diperhatikan dengan baik,” katanya.

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2016 di NTB tergolong cukup tinggi bahkan tertinggi kedua se-Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 21 Tahun 2016 tentang BPIH Tahun 1437H/2016, biaya untuk embarkasi Lombok sebesar Rp 37.728.961. “Kalau dibandingkan dengan embarkasi Surabaya saja, perbedaannya ada sekitar Rp 3 juta,” ucap Ma’ad.

Baca Juga :  Kontraktor Proyek Labuan Haji di Deadline TP4D

Jumlah biaya haji tertinggi untuk Embarkasi Makassar sebesar Rp 38.905.808, kemudian yang kedua Embarkasi Lombok sebesar Rp 37.728.961. Dibandingkan dengan wilayah lainnya, perbedaan cukup signifikan mencapai jutaan rupiah. Misalnya saja Embarkasi Aceh hanya Rp 31.117.461, Embarkasi Medan Rp 31.672.827, Embarkasi Batam Rp32.113.606, Embarkasi Padang Rp 32.519.099, Embarkasi Palembang Rp 32.537.702, Embarkasi Jakarta Rp 34.127.046, Embarkasi Solo Rp 34.841.414, Embarkasi Surabaya Rp 34.941.414, Embarkasi Banjarmasin Rp 37.583.508 dan Embarkasi Balikpapan Rp 37.583.508.

Menurut Ma’ad, tingginya biaya haji di NTB karena kuota yang sedikit dibandingkan dengan daerah lain. “Penyebabnya kan lokasi kita lebih jauh, misalnya dibandingkan dengan Embarkasi Surabaya. Jumlah jamaah kita juga lebih sedikit, makanya tahun ini perbedaannya sekitar Rp 3 juta,” jelasnya.

Tahun ini pembayaran BPIH memang menggunakan rupiah dengan harapan lebih memudahkan jamaah. Untuk pelunasan BPIH telah dibuka sejak 19 Mei lalu sampai 10 Juni 2016. Setelah lunas, paspor jamaah dibawa ke Negara Arab Saudi untuk diuruskan paspor.  Kemudian jamaah tinggal menunggu saja sampai dimasukkan ke asrama pada tanggal 22 Agustus. (zwr)

Komentar Anda