30 Santri Tertimpa Bangunan Madrasah

30 Santri Tertimpa Bangunan
ROBOH: Dua bangunan MI NW Kaherul Fatihin Dusun Kwang Jukut Tengah Desa Pringgarata roboh dan menimpa 30 santri yang sedang belajar, Selasa (3/9).(M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Dua ruang kelas Madrasyah Ibdtidaiyah (MI) NW Kaherul Fatihin Dusun Kwang Jukut Tengah Desa/Kecamatan Pringgarata tiba-tiba roboh. Ironisnya, robohnya bangunan tersebut saat 30 santri berada di dalam ruangan sedang belajar. Kejadian itu membuat satu orang santri mengalami patah tulang dan lima orang santri mengalami luka robek.

Kepala MI NW Kaherul Fatihin Dusun Kwang Jukut Tengah Desa Pringgarata, Jalaluddin menceritakan, robohnya bangunan itu terjadi sekitar 8.00 Wita, Selasa (3/9). Waktu kejadian, para siswa masuk seperti biasa sekitar pukul 7.30 Wita. Santri dan santriwati ini berasal dari kelas 3A dan 3B. Mereka masuk hendak mengikuti pelajaran hari itu.

Sekitar pukul 8.00 Wita, salah seorang guru pengampu hendak masuk ke kelas itu. Namun, baru saja guru itu sampai di pintu kelas, tiba-tiba bangunan madrasah ambruk seketika. Praktis, bangunan itu menimpa 30 murid di dalam kelas madarasah itu. “Saat itu sedang proses belajar mengajar dan dua ruangan ini memang ruangan tua,’’ terang Jalaludin.

Kata dia, kontruksi bangunan sudah rapuh dan hanya terbuat dari bambu. Atap dari asbes dengan tembok dari batako sekitar 1,5 meter dengan usia bangunan sembilan tahun. Kemungkinan, usia bangunan dan kodisinya itu yang menjadi faktor utama penyebab ambruknya bangunan ini.

Beruntung dari 30 orang santri yang berapa di dalam ruangan tersebut, banyak yang bisa menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi di bawah meja. Hanya saja, satu orang mengalamil luka patah tulang dan lima orangnya lagi mengalami luka sobek di kepala dan memar di tangan dan di dada. “Nama santri kita yang patah tulang Sri Mulyani A. Sementara yang luka-luka ada Sri Mulyani B, Nisa, Desta, Nizar, Anam dan semuanya kelas tiga. Mereka telah ditangani secara intensif di UPT PKM Pringgarata dan semua korban telah diizinkan pulang ke rumah masing-masing,” terangnya.

Sebenarnya, sambung Jalaludin, di madrasah itu ada tujuh ruangan, lima di antaranya baru selesai dikerjakan. Sementara dua ruangan yang ambruk ini merupakan bangunan dari awal berdirinya madrasah itu tahun 2008 lalu. Sebenarnya sudah ada rencana untuk memindahkan kelas 3 keruangan baru. Tapi sebelum dipindah ternyata bangunannya sudah roboh. “Kita memang kekurangan ruang belajar, makanya satu lokal diisi dua kelas. Seperti kelas 5 dengan kelas 6 satu ruangan dan begitu juga kelas lainnya. Jadi ruangan belajar saja kita masih kurang,’’ terangnya.

Untuk sementara, aktivitas belajar akan tetap dilakukan, tapi untuk kelas III yang menjadi korban akan diliburkan hingga mereka selesai trauma. “Untuk santri kita kondisinya sudah membaik. Beruntung saat kejadian mereka bisa berinisiasi dengan bersembunyi di bawah meja, sehingga tidak mengalami luka. Bahkan ada juga santri yang tidak bisa kita evakuasi sebelumnya di dalam,” terangnya.

Kepala Kemenag Lombok Tengah, Jalalussayuti datang langsung bersama jajarannya untuk memberikan sumbangan kepada pihak madrasah. Pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan berbagai elemen terkait untuk menanggulangi permasalahan ini. “Kita sudah laporkan langsung ke Kanwil dan kita usulkan untuk anggaran yang sifatnya darurat. Juga kita sudah memberikan dana awal untuk pengobatan, serta kita sudah mengimbau kepada jajaran Kemenag untuk melakukan penggalangan dana,” ungkap Jalaussayuti saat ditemui di lokasi.

Selain itu, tambahnya, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Disdik, Dikes dan BPBD. Mereka langsung mendirikan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk sama-sama bergerak membangun gedung yang roboh itu. “Kalau dari Kanwil mudah- mudahan bisa direhab dan kita juga langsung penanggulangan dana. Untuk korban yang terluka menjadi tugas kita semua dan itu diberikan secara geratis,” tandasnya. (met)

Komentar Anda