3.901 Kasus, DBD Sama Bahayanya dengan Corona

Ilustrasi DBD(ist/)
Ilustrasi DBD(ist/)

MATARAM – -Puncak penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD)  pada bulan Februari sampai April sudah lewat, tapi jumlah warga yang terserang penyakit ini cukup tinggi.

  Sejak Januari sampai Mei, tercatat  3.901 orang terjangkit penyakit musiman ini dengan kasus kematian sebanyak 13 orang. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB  dr Nurhandini Eka Dewi mengungkapkan, pihaknya tetap memberikan perhatian terhadap ancaman DBD. Apalagi saat masa puncak kemarin, disamping menangani penyebaran Covid-19 yang masih melanda masyarakat NTB. “Kita tetap berikan perhatian untuk penanganan DBD, meski saat ini sudah melandai turun kasusnya dibandingkan masa puncak bulan Februari sampai April kemarin. Maka total jumlah kasus DBD se-NTB tercatat dari Januari sampai Mei sebanyak 3.901 orang dengan kasus meninggal  13 orang,”ungkapnya saat ditemuai radarlombok.co.id di ruang kerjanya Jumat (12/6).

 Kasus positif DBD tersebar di  Kota Mataram sebanyak 698 kasus dan  Lombok Barat 1349 kasus dan  lima diantaranya meninggal dunia. Selanjutnya di  Lombok Tengah ada 269 kasus, Lombok Timur 416 kasus dan Lombok Utara 331 kasus. Selanjutnya, Kabupaten  Sumbawa Barat 83 kasus, Kabupaten Sumbawa 326 kasus, Kabupaten Dompu 120 kasus dan  satu diantaranya meninggal. Di Kabupaten Bima 131 kasus, dua diantaranya meninggal dan Kota Bima 178 kasus dan  lima diantaranya sudah meninggal.

 Memasuki bulan Mei, terjadi tren penurunan kasus DBD dibandingkan bulan April. Di Kota Mataram jika dibandingkan dengan bulan April lalu ada 120 kasus, sementara Mei mengalami penurunan jadi 78 kasus.  Lombok Timur dari jumlah kasus pada April sebanyak 52 turun pada Mei menjadi 48 kasus. Lombok Utara dari April  76 kasus, turun pada Mei jadi 22. Begitu pula Kabupaten Sumbawa Barat pada April jumlah kasus 14, turun pada Mei hanya 4 kasus. Selanjutnya Kabupaten Sumbawa pada April jumlah kasus 50  turun pada Mei jadi 21. Kabupaten Dompu pada April jumlah kasus 46, turun pada Mei jadi 15 kasus. Kabupaten Bima pada April jumlah kasus 24 kasus, turun pada Mei jadi 6 dan an Kota Bima pada April jumlah kasus 36  turun pada Mei jadi 31 orang. “Yang terjadi peningkatan hanya Lombok Barat dan Lombok Tengah, peningkatanya lumayan naik,”jelasnya.

 Disebutkan, jumlah kasus positif DBD di Lombok Barat pada April lalu sebanyak 128 kasus, naik pada Mei menjadi 243 kasus. Sandangkan Lombok Tengah pada April jumlah kasus hanya 9, terjadi kenaikan pada Mei menjadi 129 kasus. “Dengan adanya kenaikan kita bersurat kepada dinas terkait di Lombok Barat dan Lombok Tengah untuk kewaspadaan,”sambungnya.

  Eka menjelaskan  terjadinya kenaikan kasus  di Lombok Tengah karena memang puncaknya pada bulan Mei. Sedangkan Lombok Barat, sempat kasusnya turun naik. “Jadi yang sesuai dengan pola hanya delapan kabupaten kota dengan penurunannya melandai, hanya Lombok Barat dan Lombok Tengah yang tidak sesuai pola makanya terjadi kenaikan kasus. Makanya nanti kita akan ingatkan,”jelasnya.

 Menurut dr Eka, pola peningkatan jumlah kasus positif DBD di NTB tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan polanya tetap sama. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih meremehkan masalah pencegahan penyakit DBD. “Karena kembali lagi bahwa masyarakat masih meremehkan pencegahan, padahal penyakit DBD ini penyakit yang mematikan sama halnya dengan Corona. Namun masyarakat masih meremehkan masalah pencegahan yang cukup sedarhana sebenarnya dengan cara pola hidup sehat,”ujarnya.

 Untuk pengecahan DBD, lanjut dr Eka masyarakat hanya rutin melakukan 3M (Menguras, Menutup dan mengubur) dengan melakukan bersih-bersih rumah secara rutin. “Tidak sulit sebenarnya kalau masyarakat mau terhidar dari penyakit apa lagi dari DBD cukup terapkan 3M disertai dengan pola hidup bersih itu ajak kok,”tutupnya. (sal)

Komentar Anda