3.153 Rumah Rusak Akibat Gempa Belum Dibangun

Ali Imron (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Rumah rusak akibat gempa 2018, yang belum terbangun hingga kini mencapai 3.153 unit.

Mereka menunggu mendapatkan bantuan rumah tahan gempa (RTG), seperti tetangga-tetangga mereka yang sudah lebih dahulu dapat. Apalagi rumah yang rusak itu, dominan rusak berat, tidak bisa ditempati lagi. Sehingga terpaksa sejak 2018, mereka tinggal di hunian sementara atau menumpang.

Kabid Rehab, Rekonstruksi dan Kerja Sama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU Ali Imron mengakui bahwa 3.153 rumah yang belum terbangun itu, hampir 80 persen adalah rumah kategori rusak berat. Sisanya rusak sedang dan ringan.

Terkait kapan kemudian RTG ini bisa dibangun untuk mereka, Imron mengaku belum bisa memastikan. Pasalnya masa transisi rehabilitasi dan rekonstruksi rumah akibat gempa 2018 telah berakhir Maret 2022.Kendati demikian, pihaknya sudah mengusulkan data 3.153 rumah rusak itu ke Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P). “Kita tidak tahu kapan dibangun. Prinsipnya RTG ini dibangun dari dana siap pakai (DSP). Dana itu diperuntukkan untuk keadaan darurat. Saat ini kan sudah selesai keadaan darurat. Jadi kalau ini diberikan bantuan nanti berarti bukan dari DSP lagi. Berarti bukan dari BNPB, tetapi nanti dari kementerian terkait,” ujarnya.

Data yang diusulkan, nantinya akan diteruskan ke BNPB. Oleh BNPB selanjutnya akan diteruskan ke Bappenas. “Oleh Bappenas baru kemudian diusulkan ke Kementerian terkait, yakni Kementerian PUPR,” jelasnya.

Kalaupun jadi dibangun, kemungkinan programnya yakni pembangunan rumah layak huni. Hanya persoalannya, jatah program ini tidak banyak per tahun, tidak sampai 100 unit.Untuk itu, saat ini pemerintah daerah terus melakukan lobi-lobi ke pusat untuk mendapatkan bantuan dana.

Sebelumnya, Wakil Bupati KLU Danny Karter Febrianto mengatakan bahwa pihaknya masih berjuang untuk mendapatkan kucuran dana dari pusat untuk pembangunan berbagai infrastruktur yang rusak akibat gempa yang melanda beberapa tahun lalu. Mulai dari tempat ibadah, sekolah, jalan, dan perkantoran. Selain itu juga masih ada ribuan rumah rumah rusak yang hingga saat ini belum terbangun. “Kita masih berjuang. Perkiraan dana yang dibutuhkan berkisar antara Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun,” ujarnya beberapa waktu lalu. (der)

DERY HARJAN/RADAR LOMBOK
Ali Imron

Komentar Anda
Baca Juga :  Global Hub Kayangan Sedang Dicarikan Investor