3.153 Rumah Rusak Akibat Gempa Belum Dibangun

MASIH RUSAK: Seorang ibu di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) menunjukkan foto rumahnya di masa lalu. Akibat gempa 2018, rumah rata dengan tanah. Hingga kini tak tersentuh bantuan. (FATHUL FOR RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Rumah rusak akibat gempa 2018 yang belum dibangun, masih banyak. Tercatat masih ada 3.153 rumah rusak yang belum terbangun. Dari 3.153 rumah rusak tersebut, setengahnya adalah rusak berat. Sisanya rusak ringan dan sedang.
Terkait persoalan ini, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU Zaldy Rahardian mengatakan bahwa pemda sampai saat ini masih berjuang menjemput anggaran ke pemerintah pusat. Datanya sudah dimasukkan ke rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana (R3P).
Rumah rusak berat diusulkan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta. Nilainya sama dengan tanggap darurat. Tetapi anggaran tersebut tidak lagi berasal dari dana siap pakai (DSP). “Anggarannya mungkin dari Kementerian nanti,” tuturnya.


Diungkapkan, dari 3.153 rumah rusak, yang menjadi prioritasnya adalah rumah rusak berat sekitar 1.400 unit. Anggaran untuk membangunnya diperkirakan sekitar Rp 100 miliar lebih. “Ini yang lagi kita perjuangkan. Yang rusak ringan dan sedang itu dialokasikan lewat kegiatan lain. Bisa saja melalui kegiatan rumah tidak layak huni (RTLH) atau kegiatan lain,” ujarnya.
Untuk masyarakat yang rumahnya belum terbangun, Zaldy meminta bersabar. Sebab pemda terus berjuang. “Kita maunya tahun depan ini sudah bisa dieksekusi. Paling tidak sesuai dengan RPJMN yang sudah ditetapkan. Di mana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di NTB ini sampai 2024. Mudahan di 2024 semua sudah selesai,” ungkapnya. (der)

Komentar Anda