28.650 Orang NTB Menganggur Akibat Covid-19

Wahyudin (ist)

MATARAM—Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi NTB mencatat jumlah angkatan kerja pada Februari 2023 sebesar 2,87 juta orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 85.740 orang, dibandingkan Februari 2022.

Kepala BPS NTB, Wahyudin menyebutkan dari jumlah penduduk usia kerja tersebut, masih ada sekitar 0,71 persen atau sebanyak 28.650 orang yang tidak bekerja alias menganggur akibat dampak pandemi Covid-19.
“Sebagian besar penduduk yang bekerja merupakan pekerja penuh (57,41 persen). Sementara pekerja paruh waktu sebesar 27,22 persen, dan setengah penganggur 15,36 persen,” ungkap Wahyudin, dalam keterangan pers kepada media.

Lebih rinci disebutkan Wahyudin, mereka yang tidak bekerja ini terdiri dari pengangguran karena Covid-19 sebanyak 4.940 orang. Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 sekitar 3.930 orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 mencapai 19.780 orang.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2023 sebesar 3,73 persen, turun 0,20 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022. Jika dibandingkan dengan Februari 2021 mengalami penurunan 0,24 persen poin,” ujarnya.

TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. TPT hasil Sakernas Februari 2023 sebesar 3,73 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar tiga sampai empat orang penganggur.

Dilihat dari tingkat pendidikan, pada Februari 2023, TPT dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 4,93 persen. Sementara TPT yang paling rendah adalah mereka dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah yaitu sebesar 2,51 persen.
Sedangkan menurut daerah tempat tinggal. TPT perkotaan pada Februari 2022 sebesar 4,71 persen, lebih tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaan yang hanya 2,82 persen. Dibandingkan Februari 2022, TPT perkotaan naik sebesar 0,20 persen poin sedangkan TPT perdesaan turun sebesar 0,58 persen poin.

Sementara, jika dibandingkan Februari 2021, TPT perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,42 persen poin dan 0,08 persen poin.
“Pada Februari 2023, TPT laki-laki sebesar 4,45 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 2,73 persen. Dibandingkan Februari 2022, TPT laki-laki dan perempuan menurun masing-masing sebesar 0,25 persen poin dan 0,04 persen poin,” sebutnya.

Disisi lain jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2023 sebanyak 2,76 juta orang, atau meningkat sebanyak 88.020 orang dari Februari 2022. Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di NTB.

“Penduduk usia kerja pada Februari 2023 sebanyak 4,03 juta orang, naik sebanyak 69.700 orang dibandingkan Februari 2022, dan naik sebanyak 176.720 orang jika dibandingkan Februari 2021. Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu sebanyak 2,87 juta orang (71,16 persen), sisanya termasuk bukan angkatan kerja,” terangnya.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil Sakernas Februari 2023, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 33,99 persen; Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 18,14 persen; dan Industri Pengolahan sebesar 9,48 persen. Pola lapangan pekerjaan dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Februari 2022 maupun Februari 2021.

“Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama dapat menggambarkan struktur tenaga kerja di pasar kerja,” tandasnya. (cr-rat)

Komentar Anda