MATARAM-Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram, bergerak cepat terkait adanya siswa SMPN 22 Mataram yang menggunakan tramadol. Petugas langsung melakukan asesmen pada kalangan pelajar.
Kepala BNN Kota Mataram H Nur Rachmad mengatakan, sejak ada laporan masuk dari sekolah. Petugas langsung turun ke lapangan melakukan pengecekan, kalangan pelajar yang tertangkap menggunakan tramadol tidak disekolah, namun mereka tertangkap diluar sekolah. ‘’ Kita lakukan pendekatan dengan orang tua mereka, lalu diasesmen’’ katanya, kepada Radar Lombok, Senin kemarin, (31/10).
Sebanyak 27 siswa menjalani pemeriksaan maraton di BNN Kota Mataram, selain itu mereka di asesmen oleh petugas setempat. Kalangan pelajar, banyak yang tidak mengetahui efek dari penggunan tramadol secara berlebihan.
Dijelaskan Rachmad, tramadol merupakan golongan obat keras yang dilegalkan. Untuk menghilangkan nyeri, namun karena dosis yang berlebihan serta disalahgunakan. ‘’ Kalangan siswa dan orang tua diberikan sosialiasi dampak penggunaan obat keras tersebut, kita berikan mereka pemahaman selain dampak secara fisik maupun efek obat tersebut,’’ ucapnya.
Selain itu, pola asuh orang tua juga yang harus dibina. Untuk sama-sama mencegah penggunaan obat terlarang tersebut. Ia juga telah berkordinasi dengan Dikpora Kota Mataram untuk sama-sama melakukan pencegahan penggunaan obat terlarang disekolah. Ia juga menghimbau kalangan siswa untuk tetap hati-hati dengan berbagai modus yang dilakukan oleh oknum selama ini, seperti di dalam makanan, permen.
Sementara itu, Kasi Rehabilitasi BNN Kota Mataram Nurul Achyani menambahkan, telah mendatangi sekolah, serta berkodinasi dengan orang tua siswa. Mereka tidak ditangkap disekolah, namun menggunakan obat keras tersebut diluar sekolah. Pihaknya, merasa prihatin dengan kondisi tersebut, terlebih terhadap peredaran narkoba di kalangan pelajar, dianggap rentan dan mulai merambah hingga ke siswa yang sekolah di pelosok Kota Mataram.
Sedangkan obat-obatan terlerang yang dikonsumsi siswa tersebut ungkap dia, seperti, tramadol, dextro, sepenuhnya belum diketahui oleh kalangan siswa. "Melihat kondisi seperti ini, kami akan terus melakukan sosialisasi tentang bahaya dan dampak mengkonsumsi obat-obatan terlarang," katanya.
Bahkan tutur dia, pihaknya secara gencar melakukan advokasi ke sekolah-sekolah untuk menghimbau siswa agar tidak salah bergaul, tidak mudah diberi atau menerima obat-obatan atau narkoba berbagai jenis dari siapapun yang tidak dikenal, singkatnya. (dir)