23 Pelari Nasional Ikuti Tambora Challenge 320K

TAMBORA CHALLENGE: Kepala Dispar NTB, HL Moh. Faozal, didampingi Kepala Dispora NTB, Hj Husnanidiaty Nurdin, dan Ketua KONI NTB, Andy Hadianto, ketika menggelar jumpa pers terkait pelaksanaan Tambora Challenge 2017 di Kantor Dispar NTB, Selasa (4/4) (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Berbagai kegiatan telah mulai digelar Pemerintah Provinsi NTB, dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, sebagai rangkaian dari Festival Pesona Tambora 2017. Salah satunya yakni Tambora Challenge 2017, lomba lari jarak jauh (marathon) sepanjang 320 kilometer (320K), yang akan berlangsung Rabu (hari ini), dengan jalur melintasi Pulau Sumbawa.

“Tambora Challenge 320K diikuti oleh 23 pelari nasional, dimana seorang diantaranya adalah pelari internasional asal Kenya. Peserta akan dilepas secara resmi oleh Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), W. Musyafirin, mulai (start) dari Desa Mantar, Kecamatan Seteluk, KSB, bersamaan dengan kegiatan olahraga tradisional lainnya, Barapan Ayam,” kata Kepala Dispar NTB, HL Moh. Faozal, Selasa kemarin (4/4).

[postingan number=3 tag=”olahraga”]

Sesuai agenda sambung Faozal, ke 23 pelari nasional dan internasional yang biasa mengikuti olahraga berlari ekstrim ini akan berlari non stop sejauh 320 kilometer, selama 3 hari 2 malam (5-8 April), hingga finish nanti di lokasi kegiatan puncak Festival Pesona Tambora 2017 di Doro Ncanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu.

“Mengingat kegiatan berlari yang sangat ekstrim ini, maka tak ada satu pun peserta asal NTB yang ikut. Namun kedepan, semoga kehadiran para legenda-legenda pelari nasional ini dapat memotivasi para atlet muda NTB untuk juga dapat mengikuti jejak mereka. Sehingga akan lahir legenda-legenda baru pelari dari NTB,” harap Faozal, yang pada kesempatan itu juga didampingi Kepala Dispora NTB, Hj Husnanidiaty Nurdin, dan Ketua KONI NTB, Andy Hadianto.

Baca Juga :  UPT Dikbudpora Tambora Cukur Gaji 13

Sementara Kepala Dispora NTB, Husnanidiaty Nurdin, menyampaikan harapannya, meskipun momen Tambora Challenge 2017 kali ini tidak ada keikutsertaan atlet lokal. Paling tidak penyelenggaraan kegiatan ini dapat diambil manfaatnya, untuk memotivasi para pelari NTB lebih berprestasi lagi.

Menurut Bunda Eny, sapaan akrabnya, aktifitas olahraga berlari menempuh jarak 320 kilometer, non stop selama tiga hari dua malam, tentu tidak mungkin diikuti oleh sembarang orang. Termasuk atlet (pelari) NTB saat ini juga tidak ada.

“Namun dampaknya yang ingin kita dapatkan, yaitu bisa memberikan motivasi bagi para atlet NTB untuk berbuat yang sama kedepan. Terpenting, dengan berolahraga akan membuat badan sehat, yang siap melaksanakan aktifitas apapun. Jadi, ayo bergerak,” semangat Bunda Eny.

Sedangkan Ketua KONI NTB, Andy Hadianto menyampaikan, bahwa pilihan Dispar NTB untuk mengembangkan sektor kepariwisataan, salah satunya melalui sport tourism (olahraga wisata), merupakan pilihan yang sangat tepat.

Baca Juga :  NTB Tuan Rumah Sail Indonesia Moyo Tambora

“Mengapa? Karena meskipun sport tourism ini bukan olahraga prestasi, tetapi peminatnya sangat banyak. Bahkan para pelakunya juga bukan orang yang sembarangan, dan tata-rata adalah orang yang berduit. Sehingga dimanapun digelar sport tourism, seperti lari ekstrim jarak jauh ini, mereka pasti akan datang,” papar Andy.

Artinya apa, lanjut Andy. Selain dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke NTB, dimana peserta biasanya didampingi oleh tim-nya, termasuk mengajak keluarga. Juga biasanya untuk kegiatan olahraga wisata seperti ini, paling tidak sehari atau dua hari sebelumnya, peserta pasti telah datang untuk persiapan, sekaligus adaptasi lingkungan dan cuaca.

“Termasuk paska kegiatan, para pelari ini juga tidak mungkin langsung pulang ke daerah atau negaranya. Tetapi pasti akan berwisata ke sejumlah destinasi lebih dahulu. Sehingga lengt of stay (lama masa tinggal) tamu juga berhasil didapatkan. Yang berarti uang para peserta dan tim pendampingnya juga akan lebih banyak dibelanjakan di NTB,” beber Andy. (gt)

Komentar Anda