220 Pelajar di NTB Terlibat Berbagai Kasus di Tahun 2017

Paling Banyak Jadi Pelaku

220 Pelajar di NTB Terlibat Berbagai Kasus di Tahun 2017
PRIHATIN: Dalam banyak kasus kejahatan, para pelajar rupanya masih banyak terlibat. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi banyak pihak. (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Sepanjang 2017 ada sekitar 220 pelajar terlibat dalam berbagai kasus. Ironisnya, pelajar yang tercatat tersebut paling banyak jadi pelaku ketimbang korban.

“Diantaranya seperti kasus pencurian, narkoba, kekerasan seksual dan kekerasan fisik,” kata Koordinator Divisi Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB Joko Jumadi, Selasa  kemarin (2/1).

Dalam penanganan kasus tersebut, yang paling disayangkan pihaknya yakni masih banyak pelajar yang terlibat menjadi pelaku kejahatan. Itu dibuktikan dengan rentetan persentase kasus yang ditangani.

Dalam kasus pencurian misalnya. Tercatat sebanyak 90 lebih pelajar terlibat sebagai pelaku. Sementara korban kekerasan seksual juga terdapat 90 lebih. Baru kemudian sisanya disusul oleh korban kekerasan fisik kurang lebih sebanyak 15 orang . “Semuanya itu terdiri dari pelajar SD, SMP dan SMA,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tertib Berlalu Lintas Sejak Usia Dini

Penyebab berbagai kasus yang ada, jelasnya, sebagian besar pelaku dan korban diakibatkan oleh minimnya pengasuhan. Kebanyakan dari mereka kurang perhatian dari keluarga. Praktis, pemerintah diminta harus segera membuat teroboskan untuk pendidikan pengasuhan anak.

Pengasuhan anak, lanjutnya, sangat penting. Ini dibutuhkan oleh seluruh anak di Indonesia. Pasalnya, pelajar yang memiliki orangtua lengkap saja kadang berkelakuan kurang baik, apalagi anak yang ditinggal merantau, ditinggal wafat serta anak tidak punya orangtua utuh. 

Berangkat dari semua kasus tersebut, Joko yang getol memperhatikan anak sangat berharap pemerintah membuatkan lembaga pendidikan pengasuhan anak.  Dengan demikian, kasus-kasus yang kerap menjerat anak atau pelajar bisa diminimalisir dengan cepat.

“Pemerintah sangat kita harapkan membuat sebentuk pendidikan pengasuhan anak agar anak yang terlantar juga bisa berdayakan,” tegasnya.

Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram I Gusti Bagus Ari juga menyayangkan banyaknya pelajar yang terlibat kasus-kasus kejahatan. Selaku wakil rakyat ia mengaku sangat bersyukur bahwa pemerintah telah mencanangkan pendidikan karakter.

“Karena lewat pendidikan karakter ini kita berharap agar arah pembangunan generasi bangsa kedepan lebih terarah,” uajrnya. (cr-rie) 

Komentar Anda