22.491 KK Kota Mataram Miskin Ekstrem

MISKIN EKSTREM : Di Kota Mataram tercatat ada 22.491 Kepala Keluarga (KK) masuk kategori miskin ekstrem.  (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Angka kemiskinan ekstrem di Kota Mataram tembus puluhan ribu. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tahun 2022, jumlah penduduk miskin di Kota Mataram sebesar 22.491 kepala keluarga (KK). Jumlah tersebut merupaka data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Data P3KE dihimpun melalui by name by address yang sudah diverifikasi dengan sumber dari berbagai data, baik itu data BKKBN, DTKS Kemensos, maupun data lainnya. ‘’Tentu jumlah penduduk miskin ekstrem ini jadi perhatin kita di Pemkot Mataram,’’ ujar Asisten II Setda Kota Mataram, Lalu Alwan Basri.


Sebagai informasi, kemiskinan ekstrem adalah kondisi kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrem. Perhitungan kemiskinan ekstrem menggunakan standar bank dunia (world bank) pada tahun 2021 dengan pendapatan setara Rp 10.739 per kapita per hari.

Kemudian data 22.491 ini dicek ulang oleh Kota Mataram dan dipadukan dengan data Dukcapil. Jumlah penduduk miskin ekstrem Kota Mataram pun berkurang cukup banyak. Dengan rincian, 154 KK meninggal dunia, 12 KK pindah ke luar daerah, 78 KK tidak ditemukan, 1 orang merupakan warga Lombok Barat, dan 2 warga Lombok Tengah. ‘’Itu setelah kita padankan dengan data dukcapil. Proses verifikasi dan validasi ini tidak sampai di sana. Arahannya dan dipakai datanya adalah nanti kita akan berikan data kita lempar ke kelurahan dan kecamatan. Kita validasi lagi melalui musyawarah kelurahan apa benar data itu,’’ terang Alwan.
Masih dari data yang disajikan, Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Sandubaya memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem terbanyak. Yakni Kecamatan Ampenan dengan 5.547 KK miskin ekstrem, Kecamatan Sandubaya dengan 5.204 KK, Kecamatan Selaparang dengan 3.299 KK, Kecamatan Mataram dengan 2.951 KK, Kecamatan Cakranegara dengan 2.853 KK, dan Kecamatan Sekarbela 2.390 KK. ‘’Dua kecamatan dengan penduduk ekstrem terbanyak ini menjadi lokus prioritas intervensi yang ditentukan berdasarkan kuadran wilayah pada dokumen Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) Kota Mataram tahun 2021-2026,’’ ungkapnya.
Kemudian data penduduk miskin ekstrem ini terdiri dari 2.539 KK perempun dan 19.705 KK laki-laki. Untuk jenis pekerjaannya, pekerja lepas penyumbang terbanyak dengan 12.010 KK. Selanjutnya pegawai swasta 2.618 KK, wiraswasta 2.560 KK, belum bekerja 2.054 KK, pedagang 1.918 KK, nelayan 556 KK, pensiunan 55 KK, dan lainnya 207 KK. ‘’Ini berdasarkan jenis pekerjaannya,’’ imbuhnya.
Pemkot Mataram menyiapkan upaya untuk menurunkan jumlah penduduk miskin ekstrem. Penanganan nanti dikoordinasikan dengan instansi terkait seperti nelayan akan ditangani Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Kemudian pedagang ditangani Dinas Perdagangan dan lainnya. ‘’Hari ini (kemarin0 kita sudah buatkan rencananya karena targetnya dari Inpres itu kemiskinan ekstrem sudah nol di tahun 2024. Wajib hukumnya pemerintah kota kabupaten itu nol persen tahun 2024. Dua tahun ini yang akan kita gunakan untuk menangani. Untuk anggaran penanganan belum ada tahun 2023, karena harus muskel dulu, baru nanti tahun 2024 pelaksanaanya. Misalnya dari Dinas Perdagangan untuk pengadaan rombong atau bisa hibah dari pokir dan dari masyarakat. Itu nanti bentuk penanganan kita, simultan nanti penanganannya,’’ jelasnya.        
Lambatnya penurunan angka kemiskinan di Kota Mataram karena berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan umumnya berhasilmenentaskan sebagian besar kelompok miskin penerima bantuan. Tetapi hal tersebut ternyata menyisakan sebagian kelompok tertentu. Seperti penyandang disabilitas berat, lanjut usia, dan buta huruf yang masih memerlukan bantuan khusus secara intensif, bahkan sepanjang hidup. Kota Mataram juga dihadapkan dengan tantangan untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Ini sebagai tindak lanjut arahan Presiden agar kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen di tahun 2024.


Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin di Kota Mataram tahun 2020 sebanyak 8,47 persen. Kemudian meningkat 0,18 poin menjadi 8,65 persen tahun 2021. Tahun 2022, kemiskinan di Kota Mataram turun 0,02 poin menjadi 8,63 persen. ‘’Turunnya ini seiring dengan mulai pulihnya kinerja ekonomi Kota Mataram,’’ pungkasnya. (gal)