20 Distributor Gelar Pasar Murah Sembako

PASAR MURAH: Penjual telur melayani pembeli saat pelaksanaan pasar murah Sembako yang digelar Dinas Perdagangan NTB, yang melibatkan para distributor, Jumat (20/1) (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Perubahan iklim yang kecendrungannya esktrim belakangan ini bisa terdampak terhadap pasokan distribusi dari pulau jawa ke wilayah Provinsi NTB. Untuk memastikan stok kebutuhan pokok aman, Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Jum’at (20/1), menghadirkan 20 distributor kebutuhan pokok dengan menggelar pasar murah bagi masyarakat.

“Dinas Perdagangan ingin memastikan stok aman dan harga sembako stabil. Maka kami minta distributor gelar pasar murah,” kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj. Selly Andayani, kemarin.

Pasar murah yang melibatkan 20 distributor kebutuhan pokok tersebut mulai berjejer membuka stand pukul 08.00 wita di halaman kantor Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Ratusan masyarakat dari berbagai kalangan hingga para pegawai negeri sipil (PNS) dari beberapa SKPD juga nampak hadir untuk membeli sejumlah kebutuhan pokok keperluan sehari-hari mereka.

Baca Juga :  Pemkot akan Gelar Mataram Great Sale

[postingan number=3 tag=”sembako”]

Bahkan kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj. Selly Andayani lebih proaktip mengajak masyarakat yang datang untuk berbelanja untuk memilih keperluan dapur mereke. Mulai dari beras yang dijual dengan harga Rp10 ribu/kg untuk premium oleh Perum Bulog Divisi Regional (Divre) NTB, gula pasir dengan harga Rp12.500/kg, telur ayam ras seharga Rp33.000/terai, minyak goreng kemasan dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.

“Pasar murah ini sebagai tindaklanjut dari pertemuan beberapa hari yang lalu bersama distributor. Peran Dinas Perdagangan adalah bagaimana memastikan harga itu stabil di pasaran,” ujar Selly.

Baca Juga :  Pasar Seni Sesela Sepi Pengunjung

Sementara itu mengenai masih tingginya harga jual cabai yang justru kembali naik menjadi Rp110 ribu/kg, Selly mengakui pihaknya tidak bisa mencegah kenaikan harga tersebut. Pasalnya, cabai merupakan barang bebas dijual kemana saja. Bahkan , kenaikan harga cabai terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu juga, produksi cabai di NTB cukup banyak di kirim ke luar daerah, bahkan data dari balai karantina pertanian menyebutkan produksi cabai asal NTB dikirim ke 12 Provinsi di Indonesia.

“Untuk cabai, karena barang bebas dijual kemana saja, maka sulit untuk diturunkan. Yang jelas cabai itu masih banyak stok di NTB dan masyarakat tetap bisa membeli,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda