18 Perusahaan Tetapkan Kuota Pembelian Tembakau Petani

TEMBAKAU : Para petani tembakau di Dusun Senang Batu Belek, Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur memilah daun tembakau yang berkualitas baik. (RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB terus berupaya agar tembakau produksi petani NTB bisa terserap lebih banyak.  Pasalnya, produksi  tembakau NTB tahun 2021 mencapai 35 ribu ton.

“Kami akan kumpulkan seluruh perusahaan tembakau untuk memastikan berapa daya serap tembakau mereka, sehingga para petani siap dengan segala resiko yang dihadapai. Paling tidak kita imbau para pengusaha bisa menyerap tembakau petani secara keseluruhan, termasuk juga soal penetapan harga,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB H Fathul Gani, Selasa, (21/6).

Gani mengatakan, saat ini masih sedang musim tanam tembakau dan ditargetkan pertengan bulan Juli 2022 mendatang, sudah bisa meninjau ke masing-masing gudang atau perusahaan guna melihat kesiapan penyerapan tembakau oleh perusahaan.  Dengan demikian saat panen tiba, ada sedikit gambaran bagi petani tembakau untuk melihat berapa maksimal yang bisa diserap masing-masing perusahaan tersebut.

“Kalau masih jauh dari target penyerapan tembakau, kita tetap akan imbau agar perusahaan bisa menyerap tembakau petani semuanya,” ujarnya.

Fathul menyebut ketika mengacu pada nilai tukar petani, sektor perkebunan terutama tembakau memang berada dikisaran 98. Artinya indeks harga yang dibayar dan yang diterima petani lebih besar harga yang diterima di NTB. Hanya saja, kebiasaan petani yang tidak memprediksi waktu tanam tembakau dengan kondisi cuaca kedepan masih menjadi persoalan. Akibatnya ketika cuaca buruk justru terjadi gagal panen.

Baca Juga :  Pemprov NTB Dorong Investasi di KEK Mandalika Diaudit

“Ke depan akan diperbanyak sosialisasi untuk menambah wawasan para petani tembakau. Kita hadirkan BMKG untuk prediksi cuaca dan kerahkan para penyuluh untuk sosialisasi kapan waktu yang pas untuk penanaman,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Distanbun Provinsi NTB H Achmad Ripai, menambahkan sebagian besar tembakau virginia yang terserap di NTB dibeli oleh 23 perusahaan yang terdata. Tahun ini  ditargetkan rencana pembelian tembakau virginia oleh perusahaan sebanyak 17.833,17 ton.

Hanya saja dari 23 Perusahaan mitra yang terdata, baru ada sekitar 18 perusahaan yang telah menetapkan kuota pembelian tembakau Virginia pada musim tanam tembakau tahun ini. Sementara 6 perusahaan lainnya belum menyerahkan target pembelian mereka, karena masih menunggu kepastian pasar dari user di Surabaya.

Baca Juga :  Event WSBK Diproyeksi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB

Total Pembelian tembakau Virginia terbanyak berasal dari perusahaan CV Aliansi One Indonesia (AOI) mencapai 7.500 ton. Kemudian PT Djarum dan PT Sadhana Arif Nusa berencana masing masing 4.000 ton  dan 2.116 ribu ton. Perusahaan lainnya UD Nyoto Permadi sebanyak 702 ton.

Kemudian CV Bintang Emas, CV Budi Jaya Sentosa dan PT Sata Indonesia sama sama membeli tembakau hingga 500 ton. Ada juga perusahaan  Andalan Tani Nelayan 504 ton serta beberapa perusahaan lainnya ingin membeli dibawah 500 ton.

Namun demikian, dibanding dua tahun sebelumnya. Target pembelian tembakau jenis Virginia pada tahun 2022 jauh lebih sedikit. Tahun 2021 target pembelian tembakau Virginia sebanyak Rp 25,328.60 ton. Dengan realisasi pembelian sebanyak 20,487.16 ton. Dan lebih rendah dari realisasi pembelian tembakau tahun 2020 yang mencapai 21,279.49 ton.

“Makin berkurangnya jumlah perusahaan dalam membeli tembakau petani, bisa jadi petani lebih suka menjual tembakaunya ke pengepul daripada perusahaan,” jelasnya. (cr-rat)

 

Komentar Anda