14 Pasien Meninggal Murni Terserang Corona

I Gede Putu Aryadi (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)
I Gede Putu Aryadi (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia terus bertambah. Jumlahnya sudah mencapai 45 orang. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Selama ini, masyarakat sudah meyakini bahwa pasien Covid-19 yang meninggal, karena ada penyakit penyerta (comorbid). Opini yang berkembang di masyarakat tidak lepas juga dari beberapa pernyataan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov NTB maupun dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB. 

Belakangan, informasi berbeda disampaikan gugus tugas. Mereka yang meninggal dunia tidak semuanya memiliki penyakit penyerta. Bahkan, sebanyak 33 persen atau 14 orang pasien yang telah meninggal, murni hanya terserang virus corona. “Kita harus semakin hati-hati dan waspada. Sudah ada 14 orang yang meninggal tanpa comorbid,” terang juru bicara Gugus Tugas Pemprov NTB, I Gede Putu Aryadi di kantor Gubernur, Senin (22/6).

Berdasarkan data gugus tugas hingga Senin malam (22/6), total jumlah pasien Covid-19 sudah mencapai 1.081 orang. Sebanyak 744 orang telah sembuh, 45 orang meninggal dan 292 orang masih dirawat sebagai pasien Covid-19. Sebagian besar pasien yang meninggal memang memiliki penyakit bawaan/penyerta. “Kalau ada yang mengatakan tidak ada kematian yang murni karena corona, faktanya ada. Kita NTB 14 orang yang meninggal belum diketahui riwayat penyakit lain yang dimilikinya. Murni karena corona. Itu hasil analisa dokter,” ujarnya. 

Sebanyak 14 orang tersebut tersebar di berbagai kabupaten/kota. Terutama di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat. “Kalau lansia, banyak yang meninggal dengan comorbid. Tapi kan banyak yang masih muda juga terjangkit. Makanya ini yang perlu diingatkan terus, bahwa tantangan baru harus prosedur ketat. Jangan dianggap remeh makanya Covid-19, kita harus saling melindungi,” katanya. 

Akibat berkembangnya opini bahwa virus corona tidak berbahaya, bahkan orang yang meninggal karena memiliki penyakit bawaan. Sebagian masyarakat saat ini sudah mulai tidak disiplin. Jumlah pasien meninggal memang jauh lebih sedikit dibandingkan kasus sembuh. “Semua pasien kita harapkan sembuh. Tapi kan ada hal-hal yang tidak diduga terjadi. Gugus tugas kabupaten/kota juga harus bergerak. Tidak mungkin provinsi saja yang bergerak. Kita tidak ingin menakut-nakuti. Tapi inilah faktanya,” ucap Gede. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Nurhandini Eka Dewi memberikan peringatan serius terhadap kasus meninggal tanpa comorbid. Apalagi masalah serupa bisa dengan mudah terjadi di wilayah lain. Virus corona sifatnya membunuh. Masyarakat tidak boleh dibiarkan dalam bahaya. ‘’Semua daerah punya risiko yang sama. Ini menjadi pengingat bagi semua orang, bahwa Covid-19 tidak sesederhana yang dibayangkan. ‘’Virus corona tidak sama dengan flu biasa,” ungkapnya. 

Oleh karena itu, Eka mengingatkan masyarakat agar tidak pernah menganggap enteng wabah Covid-19 ini. Ia meminta masyarakat agar terus meningkatkan disiplin dan patuh menerapkan protokol kesehatan sesuai standar dan pedoman yang ditetapkan pemerintah. (zwr) 

Komentar Anda