131 Warga Kaya Penerima Bansos Dicoret

PELABELAN: Cukup banyak warga yang tergolong kaya, tapi masih menerima bantuan sosial (Bansos), sehingga ada 131 warga yang dicoret sebagai penerima. Tampak petugas sedang melakukan pelabelan. (ali for radarlombok)

MATARAM — 131 warga Kota Mataram dicoret dari daftar penerima bantuan sosial (Bansos). Jumlah tersebut diketahui setelah proses pelabelan rumah warga penerima Bansos tuntas dilaksanakan. Fakta yang ditemukan pun cukup memprihatinkan. Ke-131 warga ini langsung dicoret oleh Dinas Sosial Kota Mataram, karena tergolong kaya. Yang dibuktikan dengan kondisi rumah beberapa diantaranya yang  berlantai dua.

Sementara sebagian lainnya lagi karena tidak sesuai ketentuan ataupun persyaratan yang ditetapkan pemerintah. “131 warga yang dicoret itu karena tidak memenuhi kriteria. Itu pada intinya yang kita utamakan tidak sesuai dengan ketentuan,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Hj Baiq Asnayati di Mataram, kemarin (4/12).

Fakta tentu saja dipenuhi tanda tanya. Karena cukup banyak warga yang tergolong kaya dan tidak sesuai ketentuan malah mendapat Bansos. Kinerja petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) pun dipertanyakan. Tapi Asnayati tidak sependapat dengan tudingan itu. Ia lantas mengapresiasi hasil pendataan pendamping PKH.

“Alhamdulilah kita apresiasi pendamping PKH itu luar biasa. Bayangkan penyemprotan (pelabelan) itu bukan pekerjaan mudah. Saya mengapreasi kerjasama dengan pihak terkait sudah luar biasa,” katanya.

Fakta lainnya cukup banyak penerima PKH yang tidak memiliki rumah. Pelabelan pun tidak dilaksanakan petugas. “Karena ada yang jadi pembantu. Dia tidak punya rumah. Kalau disemprot (pelabelan) marah yang punya rumah nanti. Ada datanya di kita, kalau yang seperti itu dia tetap berhak. Sasarannya memang kan seperti itu,” imbuhnya.

Tiga minggu melaksanakan pelabelan, data yang dikantongi petugas, ada 17.359 rumah warga untuk sasaran labelisasi. Dari jumlah tersebut, 16.483 rumah sudah dilaksanakan pelabelan. Sedangkan 876 rumah menolak untuk dilaksanakan pelabelan. “Yang 876 ini masih kita rinci yang menolak berapa, dan sebagainya. Nanti kembali ke aturannya kenapa dia itu menolak labelisasi,” terangnya.

Tapi dipastikan untuk rumah warga yang tergolong kaya, walaupun tidak menolak labelisasi. Namun Asnayati mengatakan pihaknya tetap mencoret warga tersebut sebagai penerima Bansos. “Kalau itu otomatis dicoret. Itu yang termasuk 131 warga. Tapi belum kita pisahkan apa karena perekonomiannya sudah membaik. Kemudian sudah tidak ada komponen atau bukan sasaran sebenarnya. Mungkin bisa berkembang nanti,” jelasnya.

Karena sudah dicoret, Dinsos dimungkinkan untuk mengusulkan pergantian. Karena masih banyak warga Kota Mataram yang belum tercover Bansos. “Kita laporkan dulu ke pusat. Pendataan PKH itu kan dia yang memberikan kita data. Nanti kita yang memverifikasi. Tidak bisa kita langsung mengganti,” jelasnya.

Kepala Bidang Penanganan Kemiskinan Perlindungan dan Jaminan  Dinas Sosial Kota Mataram, Leni Oktavia menambahkan, kegiatan pelabelan sudah dituntaskan. Hasilnya, 876 warga menolak rumahnya diberi tanda penerima bantuan sosial. Alasannya pun beragam, seperti rumah yang berganti menjadi tempat kos. Lalu ada juga yang sudah pindah. “Ada yang tidak mau dilabelisasi. Ada juga yang graduasi ekonomi dan lain-lain,” katanya. (gal)

Komentar Anda