13 Cabor Masuk Pelatda NTB

RAKOR: Jajaran NTB saat menggelar rapat koordinasi bersama dengan semua KONI kabupaten kota, Rabu (25/1) (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB akhirnya menyepakati 13 cabang olahaga (cabor) masuk mengikuti Pemusatan Latihan (Pelatda) NTB. Kesepakatan ini tertuang dari hasil rapat koordinasi dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) cabor dan KONI kabupaten kota di NTB.

Hubungan Masyarakat (Humas) KONI NTB, Dr Kadri mengatakan, dari 13 cabor yang ada, terdapat 39 atlet dan 15 pelatih masuk dalam daftar.

“Alhamdullah KONI NTB, Pengprov cabor dan KONI kabupaten kota sepakat melaksanakan Pelatda di awal Februari,” ungkapnya, Rabu (25/1).

Atlet dan pelatih yang telah ditentukan dalam Pelatda itu, ujarnya, merupakan hasil seleksi tim Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI NTB. Pelatda kali ini disepakati dengan Pelatda Mayung.

Baca Juga :  UNU NTB Targetkan 200 Mahasiswa

Adapun nama-nama cabor yang akan dibina yakni atletik, tinju, tarung derajat, volli, muaythai, menembak, tenis lapangan, taekwondo, karate, panjat tebing, BMX, silat dan kempo.

[postingan number=3 tag=”pelatda”]

Terkait dengan pilihan nama Mayung, jelasnya, dianggap tepat sebagai spirit berprestasi. Mayung atau kijang adalah binatang yang cerdik. Selain itu, binatang ini sangat lincah dengan kaki dan otot yang kuat. Binatang ini sanggup berlari di tempat terbuka dan diantara rerimbunan pohon, bahkan bisa melewati rintangan.

"Filosofinya, kita harus memiliki semangat yang tinggi, minat yang tinggi, bakat dan kemampuan yang tinggi untuk mencapai cita-cita yang tinggi pula," terangnya.

Terkait dengan dasar dilaksanakan Pelatda Mayung, pertimbangannya secara hukum merupakan amanat Rapat Anggota KONI 2016. Secara historis juga, Pelatda telah menjadi tradisi yang telah berkontribusi sebagai peningkatan prestasi di berbagaia event seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).

Baca Juga :  NTB Siaga Darurat Kekeringan

Kadri menegaskan, Pelatda merupakan bagian dari pembinaan atlet yang  berkesinambungan. Di lain sisi, secara teoritis, bila atlet tidak berlatih dalam waktu 2 x 24 jam maka akan hilang kekuatannya hingga 10 persen.

Bukan hanya itu, KONI NTB dan KONI kaupaten kota memiliki komitmen yang sama untuk mensukseskan Pelatda Mayung. ‘’Komitmen tidak hanya dalam dukungan moral, tapi dukungan pendanaan berdasarkan  jumlah atlet yang berasal dari daerah masing-masing,’’ tutupnya. (cr-adi)

Komentar Anda