12 Hari, 9 Nyawa Melayang

9 Nyawa Melayang
LAKALANTAS: Pasien lakalantas yang dibawa ke RSUD Kota Mataram usai merayakan tahun baru, Rabu (1/1).( Dery Harjan/Radar Lombok)

MATARAM – Kecalakaan lalu lintas ternyata belum bisa ditekan maksimal. Dalam 12 hari saja, tercatat 9 nyawa melayang di jalanan.

Hal itu terlihat dari data analisis dan evaluasi (Anev) kinerja Polda NTB selama tahun 2019 kemarin. Tercatat sebanyak 28 kecelakaan lalu lintas terjadi di seluruh NTB dalam kurun waktu 12 hari saja.
Selain 9 nyawa melayang juga ada yang luka berat 6 orang, dan luka ringan 35 orang. 
Untuk kendaraan yang terlibat kecelakaan terdiri dari sepeda motor yang masih mendominasi dengan jumlah 34 motor. Selanjutnya disusul mobil barang 4, mobil penumpang 2, dan bus 2 unit. “Ada peningkatan dibandingkan tahun lalu,“ kata Dirlantas Polda NTB Kombespol Amin Litarso, Jumat (3/1).

Meski ada peningkatan lakalantas tetapi secara keseluruhan arus lalu lintas di NTB cukup lancar. Hal itu dipengaruhi berkurangnya aktivitas masyarakat pada malam pergantian tahun. “Ada beberapa daerah yang mengimbau warganya tidak keluar pada saat malam tahun baru, seperti di Lombok Tengah dan Lombok Timur. Mereka diimbau untuk berdoa dan berzikir. Selain itu karena cuaca yang hujan, mungkin orang-orang malas untuk keluar,” cetusnya.

Di samping itu juga, Amin membeberkan perayaan malam pergantian tahun baru kali ini pusatnya bukan hanya di Senggigi saja seperti tahun-tahun sebelumnya. Melainkan ada di beberapa tempat seperti Lapangan Sangkareang, Pantai Kuta, dan juga Gili Trawangan. “Jadinya tidak berpusat pada satu tempat yang mengakibatkan kemacetan cukup parah,” tambahnya.

Kapolda NTB Irjenpol Nana Sudjana mengapresiasi pelaksanaan Natal dan perayaan malam pergantian tahun kali ini yang tetap kondusif di NTB. ”Alhamdulillah berjalan kondusif dan tidak ada permasalahan yang menonjol di NTB ini,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini tidak seperti prediksi sebelumnya bahwa perayaan Natal dan tahun baru kali ini bakal terjadi berbagai persoalan seperti tahun-tahun sebelumnya. “Dari prediksi awal kemungkinan ada beberapa kejadian yang terjadi. Seperti konflik antar kampung. Tetapi tidak ada,” klaimnya.

Hal ini, kata Nana, tidak terlepas dari peran berbagai pihak. Mulai TNI, Polri, pemerintah daerah, hingga masyarakat itu sendiri. 
Diketahui, Operasi Lilin Gatarin 2019 dimulai sejak 21 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020. Personil yang diterjunkan ada sebanyak 3.500 orang. Jumlah tersebut merupakan  gabungan dari TNI, Polri, instansi terkait serta masyarakat.
Di mana 1.500 anggota Polri, 750 anggota TNI, kemudian dari instansi terkait sekitar 500-an dan juga pelibatan masyarakat itu sekitar 300 orang.

Tujuan utama operasi adalah untuk mengamankan Hari Raya Natal dan pergantian malam tahun baru yang dibarengi dengan libur sekolah. (der)

Komentar Anda