113 Orang Meninggal karena HIV/AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS

MATARAM – Kasus HIV/AIDS di Kota Mataram kian mengkhawatirkan. Bahkan ada pelajar yang terkena penyakit mematikan ini. Perlu kerjasama banyak pihak agar HIV/AIDS tidak berkembang.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Komisi Perlindungan Anak (KPA) Kota Mataram dr. Margaretha Cephas kemarin. Ia mengatakan, kasus HIV/AIDS saat ini butuh perhatian bersama, bukan hanya mengandalkan pemerintah saja. Bahkan ada pelajar yang terkena HIV/AIDS.

Karena itu, peran orang tua dan keluarga sangat vital. Sosialisasi bahaya penyakit ini harus diintensifkan. Sosialisasi harus ditingkatkan. Pelajar sangat dekat sekali dengan problem kenakalan remaja. Mereka harus diberikan ilmu yang cukup tentang seksualitas, bagaimana bergaul dan lain-lain agar mereka terhindar dari penyakit ini.

[postingan number=3 tag=”mataram”]

Berdasarkan data yang ada, sampai saat ini sudah ada 377kasus terdiri dari 197 kasus HIV dan 180 AIDS. Dari jumlah ini, ada 113 penderita yang berakhir dengan kematian.

Baca Juga :  Meningkat, Kasus HIV/AIDS di Mataram

KPA masih belum memfinalkan data kasus. Menurutnya, secara kumulatif jumlah kasus HIV yang lebih banyak dibandingkan kasus AIDS. Mereka yang paling beresiko terkena penyakit ini adalah pekerja seks komersial (PSK), pelanggan PSK, pengguna Narkoba, penderita homoseksual dan lain-lain.

Prinsipnya, pemerintah akan berusaha menekan kasus kematian yang disebabkan HIV/AIDS. Dimana dari tahun 2001 hingga Oktober 2016 tercatat 113 kasus kematian akibat HIV/AIDS dari 377 kasus yang ada itu. “Angka kasus kematian ini sangat tinggi, karenanya kami berkomitmen menurunkan angka tersebut,” katanya.

Margaretha mengatakan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut kini berada di rumah masing-masing namun tetap mengikuti berbagai program pemeriksaan secara rutin dan gratis di pusat-pusat kesehatan yang ada.

Namun demikian, Margaretha menyebut kasus kematian sebanyak 113 kasus HIV/AIDS di Kota Mataram disebabkan adanya penyakit ikutan yang diderita ODHA yang biasa disebut infeksi oportunistik. Hal itu terjadi karena kekebalan tubuhnya turun sehingga kuman-kuman di kulit bisa menjadi ganas seperti kanker, pembengkakan kelenjar, diare yang tidak pernah sembuh dengan berbagai jenis obat dan akhirnya meninggal.

Baca Juga :  3 JCH Meninggal di Mekkah, 18 Batal Berangkat

Terkait dengan itu, pihaknya sangat berharap agar peran serta masyarakat dan aparat mulai dari lingkungan, kelurahan dan kecamatan semakin aktif.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H. Usman Hadi menyampaikan pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan, serta melibatkan para kader Posyandu untuk melakukan sosialisasi pencegahan. Salah satu menjadi pemicunya karena berhubungan seks tanpa alat kontrasepsi. “Kita minta masyarakat juga untuk turut aktif memberikan sosialisasi ke masyarakat, maupun remaja yang saat ini mulai rentan terkena penyakit tersebut,” katanya.(dir)

Komentar Anda