Penurunan angka kemiskinan yang menjadi tolak ukur utama kesuksesan seorang pemimpin, juga berhasil dilakukan oleh Gubernur yang hafidz Al-Qur’an ini. Itulah yang membuat NTB dijadikan sebagai provinsi paling progresif kedua dalam mengurangi angka kemiskinan secara nasional. “Begitu juga torehan ratusan prestasi dan penghargaan tingkat nasional bahkan internasional pada hampir semua sektor pembangunan, sebagai kado manis untuk seluruh rakyat NTB. Alhamdulillah,” ucapnya.
Semua keberhasilan tersebut, menurut TGB bukanlah hasil perjuangan pemerintah semata. Namun keberhasilan yang ada merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah NTB dengan masyarakat dan seluruh stakeholders pembangunan. “Dukungan masyarakat sungguh luar biasa, optimisme itu yang harus tetap dijaga,” kata TGB.
Dalam 5 tahun terakhir, angka kemiskinan di NTB terus mengalami penurunan. Dari 17,25 persen pada tahun 2013 menjadi 15,05 persen tahun 2017 atau rata-rata 0,55 persen per tahun. Pada tahun 2017 lalu, NTB bahkan menempati capaian tertinggi kedua dalam menurunkan angka kemiskinan sebesar 1,02 persen setelah Papua Barat.
Perjalanan TGB mebangunan NTB hampir 10 tahun. Di bawah komandonya, pertumbuhan ekonomi tanpa tambang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. “Bahkan mencapai angka 7,10 persen pada tahun 2017,” sebutnya. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun terakhir, dengan memperhitungkan sektor tambang sebesar 7,60 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tanpa tambang rata-rata 6,25 persen. Angka pertumbuhan ini diatas rata-rata nasional 5,11 persen.
