10 Persen Penduduk NTB Penderita Hepatitis

MATARAM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperkirakan ada sekitar 10 persen dari total populasi penduduk di Provinsi Nusa Tenggara menjadi penderita penyakit hepatitis.

Dari angka 10 persen tersebut sebagian besar ada di pedesaan yang menjadi daerah terbanyak penderita penyakit hepatitis.

Sementara itu jumlah penderita penyakit hepatitis di Indonesia mencapai 28 juta orang dan 3 juta orang tertular hepatitis C. Bahkan Indonesia termasuk dalam endemis untuk penyakit hepatitis B. “Kalau dari data, penderita hepatitis ini sebagian besar ada di daerah pedesaan,’ kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes RI, Dr dr. Windra Waworuntu di sela-sela seminar peduli hepatitis dalam memperingati Hari Hepatitis Sedunia ke-7 tahun 2016 yang dipusatkan di Mataram, Sabtu lalu (13/8).

Ia menyebut jika penyakit hepatitis lebih banyak di pedesaan, lebih dikarenakan karena pemahaman tentang kesehatan masih minim. Utamanya, jika beberapa tahun sebelumnya, di masyarakat lebih gemar disuntik oleh petugas kesehatan. Akibatnya, penularan penyakit hepatitis melalui jarum suntik yang digunakan berkali-kali, menjadi salah satu penyebab penularan penyakit hepatitis.

Penyakit hepatitis ini sendiri bisa menular melalui terjadi melalui darah, produk darah dan cairan tubuh lainnya. Setiap orang bisa tertular hepatitis, tetapi beberapa kelompok berisiko tinggi tertular hepatitis, diantaranya petugas kesehatan yang berhubungan dengan darah dan produk darah, pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian, pengguna tato, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita, pasangan homosex, sering berganti pasangan dan bayo dari ibu penderita hepatitis B. “Hepatitis B ini suatu penyakit yang menyerang hati disebabkan virus hepatisis B,  bersipat akut dan kronik serta dalam mengakibatkan pengerasan hati (sirosis) dan kanker hati,” jelas dr Windra didampingi Ketua Pengurus Besar Peneliti Hati Indonesia,Dr. Rino, Ketua tim peneliti Hepatitis, Prof. Dr. dr. Mulyanto dari Unram dan Prof. David dari Einkman Belanda dan Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Khaerul Anwar.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Khaerul Anwar menyebut jika usia produktif antara 24 tahun hingga 45 tahun di Provinsi NTB menjadi penderita terbanyak penyakit hepatitis di NTB.

‘Terbanyak itu usia produktif penderita hepatitis. Kami terus melakuan sosialisasi bagaimana untuk penanganan dan pengobatan dari penyakit ini,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda